ilustrasi : otak 1. Bergerak dapat melejitkan kemampuan otak Ketika kita bergerak, darah akan terpompa ke otak, mengalirkan oksige...
![]() |
| ilustrasi : otak |
1. Bergerak dapat melejitkan kemampuan otak
Ketika kita bergerak, darah akan terpompa ke otak,
mengalirkan oksigen dan glukosa. mengapa kita mudah bosan ketika duduk diam di
dalam kelas atau ruang kerja. Tanpa pergerakan membuat oksigen yang mengalir ke
otak berkurang sehingga dianggap sebagai sinyal beristirahat. Sehingga akan menyulitkan otak untuk menerima informasi. (tidak
bergairah, mengantuk, dll._pen) Bila tubuh
kita diam maka otak kita diam. Bergeraklah sambil belajar dan bekerja. Sekurang-kurangnya,
lakukan pergerakan 10 menit setelah belajar atau bekerja.
2. Otak kita juga berevolusi
Kita mengatasi dunia dengan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Kita bukan makhluk yang terkuat di bumi ini, tapi otak kita
berkembang menjadi yang terhebat. Otak kita berkembang selama menangani
penyelesaian persoalan dan membangun relasi dengan orang lain. Kemampuan
memahami persoalan dan membangun relasi dengan orang lain menjadi aktivitas
bertahan hidup utama, bahkan hingga hari ini. Bukan saja di sekolah, kedua
kemampuan itu juga kita butuhkan di tempat kerja Bila kita tidak nyaman dengan orang lain maka
kita tidak bisa efektif. Ketika murid tidak nyaman dengan gurunya maka belajar
menjadi tidak efektif.
3. Setiap otak tersusun secara berbeda
Otak dari kecil mengalami perkembangan yang
luar biasa. Ada serangkaian hubungan yang terbangun antar ujung syaraf seiring
dengan penghilangan hubungan yang lain. Apa yang kita lakukan dan pelajari
dalan kehidupan mengubah bentuk fisik otak kita, mengubah susunan otak kita.
Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda
dalam menjalani hidup. Tidak ada dua otak manusia yang sama yang menyimpan
informasi yang sama dengan cara yang sama di tempat yang sama. Ada jutaan cara
untuk menjadi cerdas sebagaimana diyakini konsep kecerdasan majemuk Howard
Gardner. Sayangnya, banyak diantaranya tidak muncul dalam tes IQ.
Perlakukan diri kita dan orang lain sebagai individu unik
yang mempunyai cara belajarnya sendiri.
4. Otak bisa diibaratkan sebagai lampu sorot (spotlight)
Otak bisa diibaratkan sebagai lampu sorot (spotlight) yang
menyorot berbagai macam hal di sekitarnya. Lampu sorot otak ini hanya dapat
fokus pada satu hal pada satu waktu: Tidak ada multitasking bagi otak. Lampu
sorot otak itu menyukai sesuatu yang membangkitkan emosi dan mudah beralih
ketika menyorot sesuatu yang membosankan. Ceramah atau pembicaraan yang
biasa-biasa saja hanya mendapat perhatian dari otak kita kurang dari 10 menit. Pancing perhatian orang yang mendengarkan kita bicara setelah
10 menit melalui cerita yang menyentuh emosi. Hindari interupsi dalam
mengerjakan suatu tugas karena akan meningkatkan jumlah kesalahan.
5. Ulangi untuk Mengingat
Otak itu ibarat mesin pengolah informasi yang
mempunyai beragam mekanisme. Salah satunya, declarative memory yang mempunyai 4
tahap pengolahan informasi: mengodekan, menyimpan, memanggil dan melupakan.
Kalau kita mengingat
informasi dengan cara yang biasa-biasa saja, maka kita akan segera melupakan.
Ibarat ketemu cewek yang biasa-biasa saja maka kita segera melupakan begitu
saja. Beda kalau pertama bertemu begitu mempesona, wah sampai rumah pun masih
terbayang-bayang wajahnya. (bener kan…?). Semakin rumit kita mengodekan
informasi semakin kuat memori itu.
Kaitkan suatu informasi baru dengan informasi lama. Buat
jembatan keledai untuk merangkai suatu informasi. Ulangi untuk mengingat suatu
informasi dengan pola yang berbeda.
6.
Ingatlah untuk mengulang
Sebagian besar memori menghilang dalam
hitungan detik. Proses melupakan itu bagus karena kita tidak perlu menyimpan
informasi yang tidak relevan dan membantu menentukan prioritas. Ingatlah yang
sekarang, bukan masa lalumu. Tapi bila kita ingin mengingat suatu informasi,
maka ingatlah untuk mengulang. Ingatlah suatu informasi
secara bertahap dan mengulanginya dalam jeda waktu yang terpola waktunya.
7. Tidur baik, berpikir pun baik.
Otak mengalami ketegangan terus menerus
sepanjang hari. Bahkan ketika tidur pun, otak kita tidak sepenuhnya
beristirahat. Otak tetap aktif secara ritmis selama kita tidur. Kurang tidur
akan menurunkan perhatian, pengambilan keputusan, memori kerja, mood,
keterampilan kuantitatif, penalaran bahkan ketangkasan motorik.
Tidur secukupnya.
8. Otak yang stress tidak belajar secara sama
Otak kita terlatih untuk menghadapi bahaya
atau stress dalam durasi pendek, semacam ancaman dari hewan buas. Stress yang
ringan meningkatkan kinerja kita, stress kronis melumpuhkan kemampuan kita
belajar.<
Kita punya otak satu, otak
yang sama yang kita pakai di rumah, sekolah maupun kantor. Stress di suatu
tempat akan berpengaruh pada kinerja kita di tempat lain. Jangan
stress. Bangun relasi dan emosi yang stabil di rumah, itu kunci.
9. Rangsanglah lebih banyak indera
Kita menyerap informasi tentang suatu kejadian
melalui indera, menerjemahkan dalam bentuk sinyal listrik, menyebarkan ke
bagian otak terpisah dan ketika mengingat kita merekonstruksikan ingatan
kejadian itu.
Semakin banyak indera yang mendapatkan
informasi atas suatu kejadian maka semakin mudah kita merekronstruksi ingatan
akan kejadian tersebut. Hasil riset, Efek Proust, bau dapat memicu memori,
hingga 10-50% lebih baik. Bau bahkan memicu
emosi kita.
Gunakan multisensori dalam
menyampaikan penjelasan ke murid atau bawahan, paling tidak kata dan gambar.
Bila perlu ciptakan ruangan yang baunya bisa diasosiasikan positif.
10. Penglihatan mengungguli indera-indera
kita.
Kita tidak melihat dengan mata kita, kita
melihat dengan otak kita. Apa yang kita lihat bukanlah yang terlihat, tapi apa
yang diberitahukan otak untuk kita lihat. Tak heran maka kita sering terjebak
menilai orang dari tampilan luar, karena memang begitu cara kerja otak kita.
Kita paling bagus belajar dan
mengingat dengan gambar, bukan kata-kata tertulis atau terucap. Mendengar
sekarang maka 3 hari kemudian hanya teringat 10%, sementara dengan melihat kita
masih mengingat 65%. Teks mencekik otak kita, otak tidak mengenal kata-kata,
tapi mengenal gambar. Ketika mengingat “Gajah pakai baju warja merah”, kita
akan “melihat” gambar gajahnya, bukan tulisan g-a-j-a-h. Buang powerpoint yang penuh
dengan teks dan poin-poin. Gunakan gambar yang berasosiasi dengan suatu
informasi untuk belajar.
11. Otak pria dan wanita berbeda
kalangan kesehatan mental sudah mengenali
perbedaan antara pria dan wanita. Pria lebih mudah terkena schizophrenia
dibandingkan wanita. Dengan rasio 2 banding 1, wanita memiliki kecenderungan
lebih tinggi mengalami depresi dibandingkan pria, temuan setelah wanita
mengalami pubertas dan terus stabil sampai 50 tahun berikutnya.
Pria dan wanita merespon
stress dengan cara yang berbeda. Pria mengaktifkan amygdala di sebelah kanan
otak mereka, wanita mengaktifkan sebelah kiri. Aktivasi sebelah kiri akan
membuat orang lebih mengingat detil, aktivasi sebelah kiri akan membuat orang
mengingat intinya. Kelola kelas dengan pengaturan gender
berbeda. Buat tim lintas gender dalam dunia kerja.
12. Kita adalah penjelajah alami yang kuat
hasrat untuk mengeksplorasi begitu besar dalam
diri kita. Hasrat itu tetap ada meski kita berada dalam ruang kelas dan ruang
kerja. Bayi adalah model cara kita belajar. Bukan dengan pasif terhadap
lingkungan, tapi aktif berksplorasi, melakukan pengamatan, membuat dugaan,
lakukan pengujian dan kesimpulan.
Hebatnya, beberapa bagian
otak dewasa tetap lentur seoerti bagian otak bayi supaya kita dapat menciptakan
syaraf-syaraf dan mempelajari baru sepanjang hayat.
Teruslah menjadi anak kecil
yang penuh takjub dan pertanyaan pada dunia.
