ilustrasi_Tribunnews Berbagai pendapat bermunculan menanggapi soal wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus. Sala...
![]() |
| ilustrasi_Tribunnews |
Berbagai pendapat bermunculan menanggapi soal wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus.
Salah satunya warga Jambi , Fabri Ridwananto , menyatakan akan berhenti apabila pemerintah menaikkan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus. Fabri memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan menjadi Rp1,5 juta per bulan dari konsumsi sebanyak satu bungkus per hari.
“Jumlah pengeluarannya hampir mendekati uang belanja istri untuk makan sehari-hari di rumah,” kata Fabri.
“Saya akan tetap merokok, karena cukai yang dibebankan juga akan menjadi pemasukan buat negara,” kata Sendy
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan (SDKPK) Dinkes Kota Sukabumi, Irma Agristina menyampaikan bahwa meskipun kenaikan harga tak mengurangi jumlah pecandu, namun akan bisa menekan jumlah anak yang merokok.
“Seharusnya harga rokok semakin tidak terjangkau khususnya oleh pelajar, karena dampak buruk dari kecanduan merokok tidak hanya mengganggu kesehatannya saja, tetapi bisa merusak psikologi si pencandu khususnya dari kalangan pelajar,” tuturnya (gc77)
