ilustrasi (tanam mangrove/swaraguna.com) GRESIK - Mahasiswa tidak hanya kuliah, belajar dan menjadi agen perubahan, tapi mahasiswa j...
![]() |
| ilustrasi (tanam mangrove/swaraguna.com) |
GRESIK - Mahasiswa tidak hanya kuliah, belajar dan menjadi agen perubahan, tapi mahasiswa juga bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam bibit mangrove di pantai Desa Karangkering, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/2/2016).
Mahasiswa yang tergabung dalam Forum komunikasi dan kerjasama
himpunan mahasiswa agronomi (FKK Himagri) Indonesia memilih menanam
bibit mangrove dalam akhir acara Rapat koordinasi wilayah IV yang dipusatkan di UMG.
Harapannya, dari kegiatan tanam mangrove tersebut dapat menjaga kelestarian lingkungan, ekosistem, abrasi dan menjadi tempat pariwisata alam.
"Kita prihatin terhadap lingkungan kita sebab, salah satu pantai di wilayah Gresik tidak ada tanaman mangrovenya. Sehingga kami mengajak teman-teman dari kampus lain untuk menanan mangrove," kata Diaz Zahrotus Sa'diyah (21), mahasiswi Fakultas Pertanian, Universitas Muhammasdiyah Gresik (UMG) kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Beberapa perguruan tinggi dan fakultas yang terlibat menanaman bibit mangrove
yaitu Himpunan Mahasiswa Fakultas Teknik informatika (Himatif) UMG,
Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian (Himadata) Universitas Brawijaya
(UB) Malang, Himagrotek Universitas Negeri Islam Malang ( Unisma),
Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himagrotek) UMG.
"Kita juga mengajak mahasiswa lain untuk ikut terlibat menanam mangrove. Seperti Himpunan Mahasiswa Matemetika (Himatika) dan Mahasiwa pecinta alam," imbuhnya.
Bibit mangrove yang ditanam memang tidak banyak. Hanya 200 bibit. Bibit mangrove tersebut ditanaman bersama masyarakat Desa Karangkering, Kecamatan Kebomas. Sehingga masyarakat bisa ikut merawat dan menjaga bibit mangrove yang sudah ditanam bersama.
Dengan tanaman bibit mangrove tersebut bisa menjaga ekosistim dan mencegah terjadinya abrasi.
"Bibit mangrove yang sudah besar ini bisa menjaga kelestarian ekosistem pesisir pantai dan menjaga terjadinya abrasi," imbuhnya.
Terpisah, Rektor UMG Tri Ariprabowo, mengatakan bahwa hutan mangrove
memiliki beberapa fungsi, antara lain mencegah intrusi air laut,
mencegah erosi dan abrasi pantai.
Selain itu, hutan mangrove juga sebagai pencegah dan penyaring alami,
sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa dan
juga berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir.
"Kegiatan ini bagi mahasiswa merupakan salah satu bentuk kepedulian
terhadap lingkungan. Jadi kita sama-sama tahu bahwa karena akibat
pengelolaan lingkungan yang buruk terhadap hutan magrove, ekosistem di
pesisir pantai mengakibatkan terancam punah, sehingga akan mempercepat
proses abrasi pantai. Di sini peranan mahasiswa untuk ikut terlibat
menjaga lingkungan," kata Tri Ariprabowo.
sumber:http://surabaya.tribunnews.com/2016/02/16/tanam-mangrove-bukti-mahasiswa-jaga-lingkungan-dan-tidak-hanya-belajar?page=2
